Minggu, 31 Januari 2010

Mimpi itu Senyum yang Indah

"tersenyumlah sebelum mimpi itu terlewatkan, selalu ada mimpi di setiap waktuku, dia pikir aku cuma sekedar bermimpi, padahal ini benar-benar mimpi, ya sudahlah"

Sabtu, 30 Januari 2010

Bagaimana Perempuan Menjadi Mulia?

Jangan pernah menilai perempuan hanya terbentur dengan batasan-batasan nilai kodrati atau terjebak pada kebiasaan budaya patriarki yang kebanyakan berlaku di belahan dunia bagian timur, akan tetapi jadikanlah arti perempuan sebagai hamparan kemuliaan yang luas, bak kasih seorang ibu "ibarat air laut sebagai tinta yang tidak pernah habis". Ada kemuliaan ada pula sebuah kebodohan untuk dapat mengartikan perempuan, jawaban nya adalah pada perempuan itu, akan di bentuk seperti apa dia, menjadi apa dia, bahkan ini bukanlah sebuah ketakutan ataupun tantangan yang rumit melainkan sebagai nilai bahwa perempuan itu MULIA.

Fenomena Gerakan Politik Islam Muslimah Hizbut Tahrir indonesia

Dengan konsentrasi dalam wilayah perempuan, Islam dan politik. Secara umum akan menengok kilas balik perempuan Islam (Muslimah) dalam kancah politik pada masa penjajahan, pasca kemerdekaan, era rezim Orde Baru, dan di masa Reformasi, sehingga akan dapat terlihat perkembangannya hingga terbentuknya sebuah organisasi-organisasi perempuan, begitupun organisasi yang telah ada yang kemudian melakukan emansipasi terhadap hak-hak perempuan. Dalam hal ini penulis memilih Muslimah Hizbut Tahrir sebagai objek penelitian, karena beberapa alasan, selain memiliki ciri khas khusus dalam hal penampilan dan karakteristik dalam pemikiran, walaupun hal itu bukan sepenuhnya pemikiran yang autentik dari Muslimah HTI, ini adalah fenomena yang sangat menarik bahwa ada muslimah yang siap untuk memperjuangkan Syariat Islam dan Negara Khilafah Islamiyah seperti yang di gagas oleh founding father mereka, yaitu Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani.

Muslimah HTI sebagai sayap pemikiran dan gerakan HTI memang tak bisa terlepas dari intervensi Hizbut Tahrir Internasional dan Hizbut Tahrir Indonesia, Muslimah HTI memiliki haknya sebagai organisasi muslimah yang memperjuangkan hak-hak politik muslimah adalah misi suci bagi MHTI, pada kenyataannya tidak banyak anggota parlemen muslimah yang memperjuangkan dan menyuarakan aspirasi para perempuan Islam. Dalam hal ini Muslimah HTI sedikit melihat adanya dikotomi antara perempuan politik yang Nasionalis dan perempuan politik yang Agamis, karena hal ini penting untuk dikaji lebuh lanjut.

Telah banyak kegiatan dan beberapa argumentasi politik dari Muslimah HTI, yang merupakan wujud dari sebuah pemikiran dan respon politik terhadap politik Indonesia yang carut-marut dengan sitem demokrasinya. Bagi Muslimah HTI, jika Indonesia ingin sejahtera, Indonesia harus meneggakkan Syariat Islam di berbagai aspek, dengan demikian pembagian secara islami mampu membuat rakyat dan pemerintah Indonesia sejahtera, terlebih lagi dengan sistem demokrasi yang dibangun dengan banyak campur tangan dari elit politik, justru tidak akan pernah mendapatkan sebuah keadilan, selama sistem tersebut belum bisa di pegang oleh satu orang (khalifah) yang memiliki otoritas penuh namun tidak otoriter, kuat dari segi fisik dan pemikirannya serta adanya peran serta muslimah yang mendukung sistem tersebut.

Sebagai sub-ordinat dari HTI, MHTI juga melakukan upaya ideologisasi dan penegakan syariat islam dalam sistem negara Khilafah Islamiyah di Indonesia, universitas-universitas besar dijadikan sentralisasi perkembangan dan upaya rekruitmen anggota baru sebagai benih-benih kader yang memiliki semangat juang yang tinggi guna memperjuangkan cita-cita dan tujuan Hizbut Tahrir Indonesia, persoalan berdiri atau tidaknya sistem Khilafah tersebut, bukan hal priorirtas bagi MHTI. Karena yang terpenting bagi Muslimah HTI adalah mendidik dan mengarahkan para perempuan yang tengah mengalami fase pertumbuhan, agar tidak terkontaminasi oleh budaya barat.